Showing posts with label my stories. Show all posts
Showing posts with label my stories. Show all posts

Sunday, November 16, 2014

" A Conversation " my little story

Angels Heart

"A conversation "

Menjalani hidup dengan kerja keras adalah yang kini kami lakukan , atau lebih tepatnya berusaha menyembuhkan luka kami masing2 .  Kepergian Dio sahabat kami benar2 menjadi titik balik hidup kami . Dan Tama yang terlihat paling bekerja keras menjalani hidup, sangat bekerja keras bagaimana kini tak ada waktu sedikitpun dia lewatkan dengan santai . setelah berhasil menyelesaikannya kuliah dengan susah payah . Tama kini bekerja di sebuah salah satu stasiun tv swasta sbg team kreatif , sekilas tak ada yang berubah dari Tama jika aku tak pernah mengenalnya . Cengir garingnya masih ada meski aku tahu itu hanya topeng baginya untuk melihatkan bahwa dia baik 2 saja , jika dulu ocehan garing dan tertawa adalah hal yang kami lakukan tiap bertemu , kini kami lebih sering hanya saling diam menikmati suasana hening merasakan saling berbagi dan merasakan bahwa kami tak sendirian menghadapi masalah hidup kami . Menerima kenyataan bahwa kami slalu di anggap orang kelas dua yang sulit untuk mendapatkan eksistensi . Menjalani cara pandang kami masing2 percayai adalah yang kami lakukan untuk tetap hidup , dan uang adalah hal yang slalu menjadi obsesi Tama saat ini , bekerja siang malam mencari koneksi untuk menjalankan semua bisnis nya , gadget adalah barang yang tak pernah tertinggal oleh Tama , mendukung dan membantu semua apa yang di lakukan Tama adalah yang mampu kami lakukan ,sedikit membantu menyembuhkan luka besar yang kami tahu akan sulit kami sembuhkan .
Setelah acara reunian beberapa bulan lalu aku mulai sering bertemu dengan Reka teman kami yang ternyata satu SD , satu SMU bahkan satu universitas bahkan satu fakultas yang tak ku sadari karna sibuk untuk masalahku sendiri  . Acara reunian yang  ternyata membuat kami cukup dekat karna kami bertemu pada satu urusan . Reka gunawan seorang putri dari perusahaan corp cukup ternama yang  akan segera menikah dengan seorang karyawan milik ayah Reka , yang ku tahu  salah satu alumni SMU kami yang cukup populer sbg alumni membanggakan nama sekolah ,  yang juga alumni arsitektur fakultas  yang sama denganku dan  ternyata sudah cukup berhubungan sejak lama yang bernama Hendra.
Disini kini aku duduk bersama Reka karna sejak acara reunian beberapa bulan lalu terdengar kabar bahwa Reka ingin mengakhiri hubungan yang sudah lama dengan Hendra yang Reka ungkapkan bahwa dia hanya perlu menyakinkan diri , sebelum mereka benar2 menikah . Tapi baru seminggu yang lalu ku terima undangan pernikahan dari Reka yang membuatku sedikit terkejut , meski sebenarnya aku sedikit mencurigai alasan  kenapa dulu reka ingin mengakhiri hubungan dengan Hendra . hal yang baru ku sadari saat ku lihat tawa Reka tunjukkan saat kami ajak menghadiri acara launching acara Tama atau ikut acara amal yang aku minta yang juga di hadiri Tama .
" Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu .?."  sambil ku berikan sekaleng minuman ringan di pinggir lapangan sepakbola sebuah perusahaan tempatku magang , yang Reka terima dengan senyuman .
" Ini bukan masalah keyakinin atau tidak , tapi memang karna sebenarnya hal inilah yang seharusnya aku jalani sejak awal .."
"Lalu bagaimana dengan perasanmu.?"
"Apa maksudmu..?"
"Kau menyukai Tama bukan? alasan kau mau mengikuti semua acara amal selama ini , bukannya semua karna Tama" pertanyaan yang membuat Reka sejenak  bungkam , tapi kembali di jawabnya dengan tenang .
"Aku akui aku sempat goyah.. sejak awal Tama memang ku lihat berbeda bahkan sejak dia masuk sekolah dasar pun aku tahu dia berbeda , meski terlihat konyol dan bodoh bahkan yang lain slalu mengatakan aneh tapi aku slalu senang tiap melihat sikap konyolnya yang membuatku bisa tersenyum .. hanya melihat itulah yang sanggup aku lakukan  karna sedekat apapun  ku brada di dekatnya tak pernah membuatnya menyadari keberadaanku dan aku mulai menyadari semua itu . Aku menyukai sikap lucunya dan aku hanya boleh menyukainya , hanya boleh  melihatnya tak boleh lebih,  bahkan untuk sekedar berteman . Terdengar drama memang tapi bisa melihatnya tertawa dan baik2 saja itu sudah cukup bagiku , bahkan meski kita  hanya satu fakultas pun cukup membuatku senang  karna aku pun tahu hatinya hanya untuk cinta pertamanya Kinan dan tak mungkin ada ruang sedikitpun untukku .  Akupun sudah memutuskan bahwa aku hanya boleh menyukainya hanya itu dan aku harus membuka hatiku pada Hendra orang yang pertama yang membuka hatinya untukku.."
" Pertemuanmu dengan Tama beberapa bulan lalu membuatmu ragu  ? "
" Bertemu Tama kembali dengan keadaan dia telah di campakkan cinta pertamanya . membuat sebuah prasaanku sendiri bahwa mungkin ini adalah kesempatan untuku , jalan yang tuhan berikan untuk mengikat takdir kami . Bisa tertawa bersamanya adalah hal paling membahagiakan bagiku . Namun pada akhirnya aku sadar , aku hanya bisa melihatnya karna  semua sikap yang dia tunjukkan hanya sikap yang tak ada artinya dari sekedar rekan kerja dan  hanya rekan kerja , hal yang membuatkua harus kembali sadar bahwa aku  hanya boleh  melihatnya seperti yang sudah aku putuskan sebelumnya , menjalani takdirku bersama Hendra." yang di ucapkan Reka masih dengan sikap tenang dan lembutnya.
" Saat- saat tertawa denganya akan aku ingat sebagai satu kenangan yang manis .. bahwa aku pernah berada dekat dengannya ..."
"Dan kau adalah tipe wanita baik2  takkan membiarkan hatimu di isi oleh dua prasaan  dan kau memilih membuang prasaanmu pada Tama karna kau sadar bahwa sejak awal kau sudah merasa bahwa tak ada harapan antara kau dan Tama.."
" Ya. Sesaat aku tergoda oleh cinta masa kecil yang sejak awal aku tahu itu hanya mimpi ,cinta bertepuk sebelah tangan yang harusnya aku lupakan sejak 6 tahun lalu saat aku menerima Hendra."
Sejenak kami pun terdiam dalam hening hingga terdengar ada suara isak dengan napas tersendat karna Reka brusaha menahan tangis yang percuma dia sembunyikan dan pada akhirnya tangisnya pecah bagaimana Reka menumpahkan prasaannya dengan tangisan terisak-isak  suara yang cukup mampu menusuk nusuk hatiku , setelah menyimpan hampir 16 tahun prasaannya pada Tama , perasaan yang tak pernah terbalas karna orang yang di cintainya tak pernah menyadari prasaan Reka sedikitpun meski sebenarnya jarak mereka sangat dekat , mungkin benar  kata2  Mili sekuat apapun kita brusaha tapi jika tak ada ikatan takdir maka semua akan menjadi sia2.

Sebuah percakapan di pinggir lapangan sepakbola  pada siang hari itu  membuat  Tama kini hanya terpaku diam di sampingku dengan sebuah undangan pernikahan  yang dipegang tangan kanannya dengan tgl 2 hari lagi akan berlangsung atas nama Reka dan Hendra , Kediaman yang tak mampu aku artikan selain ikut  menikmati kesunyian malam ini di sebuah atap gedung tinggi tempat Tama bekerja.

Inasthea